Persiapan Menghadapi Musim Hujan
Meskipun musim hujan diperkirakan masih sebulan lagi, namun masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dari sekarang. Lebih lanjut, Asriani mengimbau agar masyarakat memperbaiki kualitas saluran irigasi dan drainase.
"Irigasi kan udah pada kering, mungkin sudah bisa mulai penggarukan drainasenya supaya agak kosong ya, supaya nanti pada saat musim hujan itu, aliran irigasinya lancar, tidak tersumbat," pungkasnya.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kota Makassar mulai diguyur hujan. Pantauan Tribun-Timur.com, hujan turun di sejumlah wilayah, termasuk di sekitar Jl Urip Sumoharjo dan Jl AP Pettarani, Selasa (15/10/2024).
Langit kota sejak pagi tampak diselimuti awan gelap.
Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar, Amhar Ulfiana, mengatakan bahwa hujan ini sudah diprediksi sebelumnya.
"Memang kita sudah memperkirakan hujan akan turun di Makassar dan sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan," jelasnya.
Menurut BMKG, musim hujan diprediksi mulai masuk pada dasarian ketiga Oktober, dengan curah hujan di atas 50 mm selama tiga dasarian berturut-turut.
Awal musim hujan di Sulsel diperkirakan berlangsung dari Oktober hingga November.
Puncaknya akan berbeda-beda di setiap daerah.
Beberapa wilayah seperti Luwu Selatan, Sidrap, dan Wajo akan mengalami puncak hujan mulai Oktober.
Sementara, Makassar diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Januari 2025.
Hingga saat ini, hujan masih mengguyur wilayah Makassar dan sekitarnya.(*)
HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika menyebut, puncak musim hujan di Makassar diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.
“Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan,”jelasnya, Minggu (1/10/2024).
Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.
Baca Juga : Pjs Wali Kota Makassar Pimpin Rakor Sabtu Bersih, Antisipasi Banjir dan Jaga Kebersihan Lingkungan
Sebelum itu, pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu.
“Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap,”
Bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap.
Baca Juga : Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Bali hingga Lombok
“Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara,”
Sementara itu, April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.
Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.
Baca Juga : Prakiraan Cuaca Kota Makassar dan Sekitarnya Hari ini 15 April 2024: Diprediksi Hujan
“Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang,”
Meski telah memaparkan prediksi BMKG, Vidyana meminta seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan prakiraan cuaca untuk lebih memastikan kepastian.
“Tentu saja selalu menyiapkan diri baik petani atau bukan, dan baik itu musim kemarau atau hujan, harus selalu siaga, pastiin informasi yang diterima dari data yang valid,” pungkasnya.
Baca Juga : Update, BMKG Prediksi Hari Idulfitri Makassar akan Diwarnai Hujan Ringan
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hujan mengguyur beberapa wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (15/10/2024) siang.
Di depan Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Jl Sultan Alauddin, hujan terpantau cukup deras hingga menyebabkan genangan air di beberapa ruas jalan.
Tak hanya di wilayah selatan, hujan juga melanda bagian utara kota, seperti di Kecamatan Ujung Tanah dan kawasan kantor Gubernur Sulsel di Jl Urip Sumoharjo.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memastikan bahwa hujan ini bukan pertanda datangnya musim penghujan.
Menurut Staf Prakiraan Cuaca BMKG, Farid, hujan tersebut dipicu oleh dua fenomena cuaca yang sementara, dan prediksi cuaca ke depan menunjukkan kondisi kering kembali.
Baca juga: Makassar Diprediksi Hujan 2 Hari, Puncaknya Januari 2025
"Hujan yang terjadi hari ini di Makassar bukanlah pertanda musim hujan. Berdasarkan prediksi, kondisi akan kembali kering mulai besok hingga 23 Oktober," kata Farid saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan bahwa musim penghujan di Kota Makassar diperkirakan baru akan dimulai pada akhir Oktober 2024.
Sementara itu, Farid menjelaskan dua fenomena yang memicu terjadinya hujan pada siang ini.
Pertama, suhu muka laut yang tinggi di Selat Makassar yang memicu hujan.
“Kedua, adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), atau gelombang awan hujan dari arah barat," jelas Farid.
Meskipun hujan cukup deras, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan tetap mengikuti perkembangan informasi prakiraan cuaca. (*)
Sejumlah wilayah di Indonesia sudah mulai memasuki musim hujan. Namun, kapan puncak musim hujan di Indonesia?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap saat ini sejumlah wilayah mulai masuk awal musim hujan. Menurut BMKG awal musim hujan tidak berjalan serentak di seluruh daerah Indonesia.
"Musim hujan 2024-2025 telah terjadi di sebagian kecil wilayah pada bulan Agustus 2024. Kemudian diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah lainnya pada bulan September hingga November 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers Kamis (19/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwikorita mengatakan pihaknya memprakirakan puncak musim hujan 2024-2025 akan terjadi antara November hingga Februari.
Menurut BMKG sebanyak 303 zona musim (ZOM) atau 43,45 persen wilayah Tanah Air akan mengalami puncak musim hujan pada November hingga Desember. Wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada periode ini di antaranya Pulau Sumatra, Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.
"Namun demikian juga terdapat sebanyak 250 zona musim atau 35,77 persen dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada bulan Januari-Februari 2025, yaitu Lampung, Pulau Jawa bagian utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar Papua," tutur dia.
Awal musim hujan di Tanah Air diperkirakan bervariasi, dimulai dengan wilayah Sumatra bagian barat pada Agustus lalu.
Kemudian, kata Dwikorita, musim hujan meluas secara bertahap ke wilayah timur hingga Desember.
Dari total 699 zona musim (ZOM), Dwikorita menyebut 75 ZOM atau 10,7 persen wilayah memasuki musim hujan di September.
Kemudian, 210 ZOM atau 30,04 persen wilayah Tanah Air akan memasuki musim hujan pada Oktober, dan 181 ZOM atau 25,9 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada November.
Lalu, terdapat 113 ZOM atau 16,2 persen wilayah yang memiliki pola musim hujan yang berlangsung sepanjang tahun atau yang disebut wilayah satu musim.
Secara umum, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada Oktober hingga November.
"Dibandingkan rata-ratanya, musim hujan 2024-2025 akan datang lebih awal dari biasanya," tutur Dwikorita.
Lebih lanjut, sifat musim hujan 2024-2025 diprediksi akan berada pada kategori normal. Artinya, kondisi musim hujan ini tidak terlalu basah maupun terlalu kering.
Meski secara umum sifatnya normal, ada beberapa wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih basah.
Dwikorita mengimbau semua pihak, baik kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, instansi terkait, serta seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama periode musim hujan di wilayah-wilayah tersebut.
"Wilayah tersebut berpotensi mengalami peningkatan risiko bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, termasuk angin kencang, kilat petir. Ini juga perlu diperhatikan," terangnya.
Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini telah memasuki musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV memprakirakan Makassar akan masuk musim penghujan pada 11 November 2023.
"Diperkirakan wilayah Makassar dan sekitarnya itu memasuki musim penghujan pada dasarian yang kedua antara tanggal 11 sampai 20," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Rizky Yudha Pahlawan kepada detikSulsel, Senin (6/11/2023).
Rizky menjelaskan awal musim hujan ditandai dengan peristiwa turun hujan pada 10 hari pertama dan 20 hari berikutnya. Curah hujan yang dihasilkan juga harus melebihi batasan yang telah ditetapkan BMKG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari BMKG sendiri itu memberikan batasan untuk menandakan suatu wilayah itu telah memasuki musim hujan, yaitu curah hujan dalam satu dasarian (yakni) dalam 10 hari itu tadi curah hujannya lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 dasarian setelahnya seperti itu," jelasnya.
"Jadi kalau misalkan nih nanti tanggal 11 sampai 20 hujannya sudah 50 milimeter terus nanti dasarian ketiga November dan dasar yang 1 Desember itu juga curah hujannya di atas 50 berarti dasarian 2 tadi itu sudah memasuki musim hujan seperti itu," tambahnya.
Jika prediksi BMKG tersebut tepat, maka puncak musim penghujan diprediksi terjadi Januari 2024 mendatang. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan BMKG, Makassar sudah mengalami keterlambatan perpindahan musim selama 20 hari.
"Secara umum, El Nino yang memberikan pengaruh signifikan terhadap penundaan datangnya awal musim hujan ini," ungkap Rizky.
Untuk diketahui, dalam satu bulan terbagi menjadi tiga dasarian. Tiap satu dasarian terdapat 10 hari di dalamnya.
"Iya jadi 1 bulan itu terbagi menjadi tiga dasarian, jadi dasarian satu dasarian dua dan dasarian tiga. Dasarian satu itu dari tanggal 1 sampai tanggal 10, dasarian yang kedua itu tanggal 11 sampai tanggal 20, dasarian yang tiga itu tanggal 21 sampai akhir bulan," tutupnya.
Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menanggapi turunnya hujan perdana di sejumlah wilayah kota itu dan kabupaten sekitarnya, meski belum deras pada Senin 23 Oktober 2023.
"Saat ini terpantau terdapat awan konvektif (cumulonimbus) yang tumbuh di atas wilayah Makassar dan sekitarnya, dimana awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang, dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang secara tiba tiba," ujar Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin Hariansah, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Menurutnya, awan Cumulonimbus atau awan tumpukan akan membawa hujan besar yang masuk ke wilayah Makassar dan sekitarnya itu merupakan hal normal dan tentunya sebagai masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
"Ini masih hal yang lumrah atau normal untuk hujannya. Tapi ini salah satu fenomena yang sering muncul saat musim peralihan atau transisi," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah dengan tanda-tanda tersebut hujan mulai turun dan menandakan fase El Nino telah berakhir, Agusmin mengatakan seharusnya sudah masuk musim transisi dari kemarau ke hujan.
Baca juga: BMKG: Waspada angin kencang pada musim kemarau di Sulsel
"Tapi perlu penekanan atau digarisbawahi, hujan petir yang terjadi seperti ini tidak berlangsung berturut-turut di hari berikutnya, tapi kejadian atau fenomena ini memang salah satu tanda yang biasa terjadi di musim peralihan," tuturnya.
Sedangkan hujan yang turun tidak beraturan dengan potensinya ringan terjadi pada beberapa wilayah sekitar Makassar dan sebagian Kabupaten Gowa dan Maros bagian tengah dan timur.
Meski demikian, pihaknya mengimbau masyarakat agar mengikuti perkembangan cuaca di website resmi BMKG serta media sosial guna mengetahui informasi kondisi cuaca terbaru.
Berdasarkan pantauan, hujan rintik dengan disertai gemuruh guntur dengan awan cukup tebal menyelimuti sebagian wilayah kota Makassar. Meski demikian, hujan tersebut tidak merata, namun awan mendung sudah terlihat.
Baca juga: BMKG: Cuaca panas di Makassar hingga pertengahan Oktober
Pewarta: M Darwin FatirEditor: Risbiani Fardaniah Copyright © ANTARA 2023
Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi musim kemarau akan berakhir dan musim penghujan sudah masuk hingga menyebabkan hujan tidak merata di beberapa wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya. "Hujan yang terjadi itu hanya sebagian wilayah Makassar dan sekitarnya yang mengalami hujan ringan. Saat ini masih masa peralihan musim (kemarau) ke musim hujan," ujar Staf Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Farid saat dikonfirmasi, Kamis. Menurutnya, hujan yang terjadi Kamis pagi tadi pada beberapa titik di wilayah kota dipengaruhi awan kecil berskala lokal hingga mengakibatkan hujan dengan intensitas ringan. "Ini diakibatkan oleh awan-awan konvektif kecil dengan skala lokal, karena pemantauan dari citra satelit tidak terdeteksi awan tersebut," tuturnya menjelaskan. Kendati demikian, kata Farid, awal musim hujan ditentukan berdasarkan jumlah curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Sebelumnya, BMKG memprakirakan cuaca di sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi hujan dengan intensitas ringan. "Untuk Pulau Sulawesi, kondisi cuaca berawan diprakirakan terjadi di wilayah Makassar," kata Prakirawan Hasalika Nurjana dalam saluran Youtube BMKG, di Jakarta, Kamis. Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan terjadi di wilayah Palu dan Kendari. Untuk wilayah Gorontalo dan Manado diprakirakan hujan dengan intensitas sedang. Kemudian untuk wilayah Mamuju, Sulawesi Barat perlu diwaspadai akan potensi hujan yang dapat disertai dengan kilat maupun petir. Sedangkan di wilayah Maluku dan Papua umumnya terjadi hujan dengan intensitas ringan seperti di wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan juga Merauke.
Prediksi awal musim hujan di Sulsel bervariasi
Dari data yang dipaparkan Vidyana, terlihat bahwa prediksi awal musim hujan di wilayah Sulawesi Selatan bervariasi. Pada bulan Oktober 2024, sebanyak 37,5 persen wilayah Sulawesi Selatan mulai memasuki musim hujan.
Selain seluruh wilayah Makassar, ada Enrekang, Parepare, Pinrang. Kemudian, sebagian besar Barru, Gowa, Maros, Pangkep, Tana Toraja serta bagian utara Bantaeng dan Takalar.
Kemudian, sebagian kecil barat Sidrap, bagian barat Bulukumba, Sinjai dan Soppeng, bagian barat dan selayan Luwu, bagian barat daya Bone dan Palopo serta bagian selatan Toraja Utara dan bagian utara Wajo.
Selanjutnya sebanyak 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan baru memasuki musim hujan pada Maret 2025 yaitu bagian timur Bone dan sebagian kecil utara Sinjai. Lanjut ke bulan April yang juga 4,17 persen yakni sebagian kecil utara Bone, sebagian kecil tengah Sidrap serta bagian tengah dan selatan Wajo.
Sifat hujan di Makassar masih kategori normal
Sifat hujan di Makassar masih termasuk kategori normal. Vidyana menjelaskan sifat hujan ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama periode musim hujan terhadap rata-ratanya dalam rentang yang sama.
Jika perbandingannya kurang dari 85 persen, maka sifat hujannya di bawah norma. Jika perbandingannya 85-115 persen maka sifat hujannya normal. Kemudian jika perbandingannya lebih dari 115 persen maka sifat hujannya di atas normal.
"Curah hujan selama periode musim hujan untuk di zona musim tersebut ternyata akumulasinya pada kategori normal," kata Vidyana.
Kapan Musim Hujan 2024?
Prakirawan Cuaca BMKG Wilayah IV Makassar Asriani Idrus menjelaskan bahwa musim penghujan khususnya di wilayah Makassar diperkirakan dimulai pada bulan Oktober.
"Kalau saat ini, diperkirakan musim hujan khusus wilayah Makassar itu bulan Oktober," terang Asriani kepada detikSulsel Senin (9/9/2024).
Asriani menambahkan durasi musim hujan normalnya akan berlangsung selama 6 bulan. Sehingga musim hujan yang akan datang diprediksi akan berlangsung mulai Oktober 2024 hingga Maret 2025.
"Kalau musim hujan kan normalnya sampai Maret 2025," katanya.
Berdasarkan hal itu, maka September ini wilayah Makassar masih dalam musim kemarau. Asriani mengatakan, adapun hujan yang turun beberapa hari belakangan di wilayah Makassar bukan tanda masuknya musim hujan.
"Belum (masuk musim hujan). Ini Hujan turun diperkirakan dua hari saja. Itu pun karena ada gangguan atmosfer, jadi bukan tanda-tanda masuk musim hujan. Karena mulai besok sudah mulai kering lagi," lanjut Asriani.
Makassar, IDN Times - Kota Makassar di Sulawesi Selatan belakangan memang dilanda cuaca yang cukup panas. Hal ini pun membuat publik menantikan kapan wilayah ini masuk musim hujan.
Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika, memaparkan awal musim hujan di Kota Makassar akan terjadi mulai akhir bulan Oktober 2024 atau dasarian ketiga. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/10/2024).
Vidyana menjelaskan awal musim hujan ditandai dengan curah hujan selama satu dasarian atau 10 hari yang jumlahnya lebih dari 50 mm. Kondisi ini diikuti dua dasarian berikutnya atau jumlah curah hujan selama tiga dasarian berturut-turut lebih dari 150 mm.
"Untuk prediksi awal musim hujannya berada di Oktober dasarian ketiga. Karena dari Oktober dasarian ketiga sampai November kedua, curah hujannya sudah lebih dari 50 mm secara berturut-turut," kata Vidyana.
Puncak musim hujan Makassar diprediksi pada Januari 2025
Sebagaimana awal masuk musim hujan yang bervariasi, maka puncak musim hujan di Sulsel juga bervariasi. Untuk Makassar, puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.
Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan. Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.
Pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu. Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap.
Di bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap. Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara.
Pada April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.
Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.
Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang.
Baca Juga: BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Panas di Makassar
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Musim hujan di Makassar belum usai. Hingga kini, hujan masih kerap turun di berbagai titik di Kota Daeng.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV menyebut musm hujan di Makassar memang belum berakhir. Itu diungkapkan Prakirawan BMKG Wilayah IV, Amhar Ulfiana.
“Diprakirakan sampai bulan April,” terangnya kepada fajar.co.id melalui WhatsApp, Minggu (25/2/2024).
Spesifiknya, ia mengatakan musim hujan di Makassar berakhir pada dasarian II. Atau jangka waktu sepukuh hari berturut-turut prakiraan cuaca.
“Prakiraan hingga April II, dengan tolerasi +- 1 dasarian,” ungkapnya.
Berbeda dari lazimnya. Amhar Ulfiana menjelaskan, berakhirnya musim hujan di bulan April II terbilang tidak normal.
“Panjang musim hujan tahun 2023/2024 di Makassar ini diprakirakan lebih pendek dibanding normalnnya,” jelasnya.
Menurut Buku Prakiraan Musim Hujan Indonesia Tahun 2023/2024 yang dirilis BMKG, kata dia, musim hujan tahun ini di Makassar lebih pendek tiga dasarian.
“Lebih pendek lebih dari atau sama dengan 3 dasarian dibanding normalnya,” ucapnya.
Dalam arti lain, normalnya musim hujan di Makassar mestinya berakhir Mei dasarian II.
“Normalnya awal musim kemarau di Mei II, jadi akhir musim hujan di Mei I,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya El Nino yang belum berakhir.
“Salah satunya El Nino. Kondisi El Nino sudah berlangsung selama 28 dasarian,” tandasnya. (Arya/Fajar)
Kapan Musim Hujan 2024? Pertanyaan ini sudah banyak ditanyakan masyarakat memasuki bulan September ini.
Memasuki kuartal keempat, wilayah Indonesia biasanya mulai memasuki musim penghujan. Peralihan musim ini tentunya akan memengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Untuk itu, informasi terkait peralihan musim penting diketahui oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang memiliki sumber kehidupan bergantung pada kondisi cuaca, seperti sektor pertanian, perikanan, kelautan, hingga transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mengetahui kapan musim hujan, masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi peralihan cuaca. Selain itu, informasi tentang musim hujan ini juga dapat digunakan untuk melakukan mitigasi bencana banjir.
Lantas kapan masuknya musim hujan 2024 ini? Simak berikut informasi selengkapnya menurut prediksi BMKG Makassar!